Skip to main content

Seperti Hewan, Seperti Mesin

Ilustrasi dihasilkan oleh AI Ada macam-macam pengandaian untuk manusia tertentu yang dianggap tak-lagi-seperti-manusia. Dalam sebuah pertarungan UFC (contoh ini dipilih karena saya sering menontonnya di Youtube), misalnya, seorang petarung yang begitu ganas dalam melancarkan pukulan dan bantingan bisa diibaratkan oleh komentator "seperti hewan". Mungkin karena petarung tersebut begitu "kehilangan akal", memanfaatkan hanya nalurinya untuk menerkam, memanfaatkan seluruh tubuhnya untuk menghabisi mangsa.  Ada juga perandaian lain yang non-manusia, yaitu mesin. Menyebut manusia sebagai mesin sama-sama memperlihatkan "kehilangan akal", tetapi lebih menunjuk pada suatu gerakan otomat, kadang repetitif, yang kelihatannya bisa dilakukan berulang-ulang tanpa mengenal rasa lelah. Mungkin bisa dibayangkan pada Cristiano Ronaldo muda yang larinya begitu kencang atau petinju yang bisa menghujamkan pukulan terus menerus seolah-olah dia diprogram demikian.  Tubuh adalah ...

Seperti Hewan, Seperti Mesin


Ilustrasi dihasilkan oleh AI


Ada macam-macam pengandaian untuk manusia tertentu yang dianggap tak-lagi-seperti-manusia. Dalam sebuah pertarungan UFC (contoh ini dipilih karena saya sering menontonnya di Youtube), misalnya, seorang petarung yang begitu ganas dalam melancarkan pukulan dan bantingan bisa diibaratkan oleh komentator "seperti hewan". Mungkin karena petarung tersebut begitu "kehilangan akal", memanfaatkan hanya nalurinya untuk menerkam, memanfaatkan seluruh tubuhnya untuk menghabisi mangsa. 

Ada juga perandaian lain yang non-manusia, yaitu mesin. Menyebut manusia sebagai mesin sama-sama memperlihatkan "kehilangan akal", tetapi lebih menunjuk pada suatu gerakan otomat, kadang repetitif, yang kelihatannya bisa dilakukan berulang-ulang tanpa mengenal rasa lelah. Mungkin bisa dibayangkan pada Cristiano Ronaldo muda yang larinya begitu kencang atau petinju yang bisa menghujamkan pukulan terus menerus seolah-olah dia diprogram demikian. 

Tubuh adalah poin penting yang dibicarakan di sini. Menjadi hewan artinya membiarkan tubuh dikendalikan oleh insting. Jika seseorang membiarkan nafsu makan atau seksualnya tak terkendali, misalnya, kita bisa ibaratkan juga dirinya seperti hewan. Tetapi insting ini juga bisa dikendalikan, dibentuk, dan diarahkan, melalui penempaan yang bisa jadi menyerupai mesin. Para petarung UFC, katakanlah, menjalankan latihan yang rutin dan berat, bukan untuk mengatasi instingnya, tetapi agar instingnya ditujukan untuk mencapai suatu tujuan yang lebih spesifik, dalam hal ini, memenangkan pertarungan. 

Menjadi mesin memang bukan perkara tujuan, tetapi lebih pada sarana. Mesin adalah perandaian untuk perintah yang dilaksanakan dengan sepresisi mungkin tanpa membantah atau memberontak. Perhatikan Ivo Karlovic si petenis tinggi itu kalau bermain: ia tampak patuh pada rencana, tanpa membantah, yakni permainan serve and volley. Di luar itu, Karlovic sukar untuk menerima program yang lain. Karlovic adalah mesin. Mesin yang ingin menang, tapi ke-mesin-an-nya lebih dominan. 

Menjadi seperti hewan, seperti mesin, adalah usaha manusia mengatasi ke-manusia-an-nya. Tetapi apa arti menjadi manusia, jika demikian? Berakal budi adalah jawaban paling umum. Manusia memiliki akal budi, tetapi kelihatannya tak membuatnya kemana-mana. Akal budi bisa membuat manusia merenungkan sesuatu, mengabstrasikannya, memikirkan pikirannya sendiri, mengkategorisasikan. So what? Itu adalah pemrograman serupa mesin, yang AI semakin canggih mereplikasinya. Akal budi tak membawa kita kemana-mana tanpa insting yang selalu mempunyai arah. Kita memecahkan persoalan dengan akal budi, karena insting mengatakan bahwa persoalan ini akan membahayakan jika tak diatasi. 

Menjadi manusia, dengan demikian, bukanlah tentang akal budi yang dijunjung tinggi. Akal budi adalah "mesin yang diprogram untuk berpikir". Manusia adalah tentang mengikuti instingnya, yang tinggal dipilih apakah akan ditempa secara mekanistik atau tidak, seringan atau seberat apa, dalam rangka memenuhi suatu tujuan. Sekurang-kurangnya, secara umum, memenuhi tujuan untuk bertahan hidup - takut akan mati. Maka pada akhirnya, seperti Cristiano Ronaldo muda atau petarung UFC: jadilah manusia, makhluk yang "kehilangan akal".

Comments

Popular posts from this blog

Kelas Logika: Kerancuan Berpikir (Informal)

 Dalam keseharian kita, sering didapati sejumlah pernyataan yang seolah-olah benar, padahal rancu dan sesat. Kerancuan dan kesesatan tersebut disebabkan oleh macam-macam faktor, misalnya: penarikan kesimpulan yang terburu-buru, penggunaan kata yang bermakna ganda, penekanan kalimat yang tidak pada tempatnya, pengaruh orang banyak yang menyepakati sebuah pernyataan sebagai benar, dan lain sebagainya.    Dalam ranah ilmu logika, kerancuan dan kesesatan diistilahkan dengan fallacy (jamak: fallacies ). Fallacy ini amat banyak ragamnya, dan di tulisan ini akan disebutkan fallacy yang sifatnya informal. Formal fallacies adalah kerancuan yang dihasilkan dari kesalahan dalam aturan silogisme, penalaran, dan pengambilan keputusan. Sedangkan informal fallacies (atau disebut juga material fallacies ) adalah kerancuan yang dihasilkan dari kekeliruan memahami konsep-konsep yang lebih mendasar seperti terma, definisi, dan pembentukan premis itu sendiri.  1. Kerancuan dal...

Honest Review

Istilah " honest review " atau "ulasan jujur/ apa adanya" adalah demikian adanya: ulasan dari seseorang (hampir pasti netizen dalam konteks ini) tentang suatu produk entah itu kuliner, buku/ tulisan, film, dan lain-lain, yang disampaikan secara "jujur". Hal yang umumnya terjadi, "jujur" ini lebih condong pada "kalau jelek bilang jelek" atau semacam "kenyataan pahit". Sebagai contoh, jika saya menganggap sebuah rasa sebuah makanan di restoran A itu buruk, saya akan mengklaim diri saya telah melakukan " honest review " jika kemudian dalam membuat ulasan, benar-benar mengatakan bahwa makanan tersebut rasanya buruk. Mengatakan bahwa sebuah makanan itu enak dan memang benar-benar enak, memang juga semacam " honest review ", tapi biasanya bisa dicurigai sebagai bentuk dukungan, promosi, atau endorsement . Jadi, saat seorang pengulas berani mengatakan bahwa makanan ini "tidak enak", fenomena semacam itu ...

Puisi Penjudi

  Sejak SD kutahu berjudi itu dilarang Dari Qur'an sudah jelas judi dibilang haram Orang bijak bilang tiada manusia kaya karena judi Rhoma Irama menegaskan judi merusak pikiran Tapi tidakkah Tuhan jua yang menciptakan ketidakpastian? Tidakkah Tuhan jua yang memaksa kita mengundi? Tidakkah Adam turun ke dunia karena ia main judi? Buah khuldi: jauhi atau makan Ia putuskan yang nomor dua Lantas ia turun ke bumi, melahirkan kita-kita ini Keturunan seorang penjudi Lalu jikalau memang iya tak ada yang kaya karena judi Maka tanyakan pada pemilik motor Tiger itu Yang ia menangkan ketika jadi bandar empat tahun lalu Sekarang motornya sirna, rusak hancur dalam suatu petaka Ia kembali naik angkot seperti nasibnya sebelum pesta sepakbola Para tetua bilang, "Lihat, hasil judi, dari tanah akan kembali ke tanah" Tapi si pemuda mesem-mesem dalam hati Ada keyakinan yang ia pendam dalam-dalam Bahwa setidaknya dalam suatu percik hidupnya Ia pernah naik motor Tiger Pernah merasakan gelegak k...