Skip to main content

Tentang Perempuan Bernama NK

Pada tanggal 21 Agustus 2024, seorang perempuan, mantan mahasiswi, menjangkau saya via DM Instagram untuk mengucapkan simpati atas hal yang menimpa saya. Singkat cerita, kami berbincang di Whatsapp dan janjian untuk berjumpa tanggal 6 September 2024 di Jalan Braga. Tidak ada hal yang istimewa. Dia sudah punya pacar dan juga memiliki mungkin belasan teman kencan hasil bermain dating apps .  NK baru saja bercerai dengan membawa satu anak lelaki. Dia adalah mahasiswi yang saya ajar pada sekitar tahun 2016 di sebuah kampus swasta. Dulu saya tidak punya perhatian khusus pada NK karena ya saya anggap seperti mahasiswa yang lainnya saja. Namun belakangan memang dia tampak lebih bersinar karena perawatan diri yang sepertinya intensif. Selain itu, bubarnya pernikahan selama sebelas tahun membuatnya lebih bebas dan bahagia. Sejak pertemuan di Jalan Braga itu, saya tertarik pada NK. Tentu saja NK tidak tertarik pada saya, yang di bulan-bulan itu masih tampak berantakan dan tak stabil (fisik, ...

Program Harian



Akhir Desember 2024, saya berjumpa dengan kawan bernama RS. Setelah ngobrol cukup lama, RS menawarkan semacam program-perbaikan-gaya-hidup terutama terkait konsumsi makanan dan olahraga rutin. Sebenarnya saya cukup akrab dengan disiplin-disiplin semacam itu. Tahun 2017, saya pernah diet keto selama sekitar dua minggu dan berat badan berhasil turun secara drastis. Sejak kena cancel sekitar delapan bulan lalu, memang saya tidak pernah secara intens memperhatikan diri sendiri. Makan bebas saja yang penting makan. Olahraga sesekali saja, itupun kalau ingat. 

Pertimbangan RS tidak cuma kesehatan fisik, melainkan juga mental dan ujungnya bisa jadi spiritual. Problem yang saya alami tidak mudah untuk dilewati hanya dengan perbaikan-perbaikan pada pikiran, tapi juga mulai dari disiplin tubuh. Saya setuju dan mengikuti program yang diberikan RS. Kata RS, pelan-pelan saja, baby step. Tidak usah langsung berubah secara drastis. 

Program tersebut mengharuskan saya untuk tidak menyentuh makanan-makanan manis dan mengandung karbohidrat. Selain itu, dalam program yang menyertakan jurnal yang wajib diisi setiap hari itu, saya diminta untuk mengisi perihal olahraga yang dijalankan di hari itu, jumlah rokok yang dihisap, jenis minuman yang dikonsumsi, serta gambaran mood dan energi. Lumayan, dengan cara ini, saya jadi lebih disiplin. RS melakukan kontrol setiap pagi dan sejauh ini saya masih konsisten mengirimkan laporan. 

Pelan-pelan tubuh mulai terbiasa. Melihat nasi rasanya sudah tidak berselera lagi. Terhadap yang manis-manis saya masih suka ingin sesekali, tetapi tidak nagih seperti dulu. Olahraga pun dari yang tadinya malas, sekarang sangat diusahakan meski cuma push up sepuluh kali. Dampaknya mulai terasa, tidak cuma tubuh lebih ringan tetapi juga: tidur lebih teratur, perasaan lebih tidak terlalu menggebu-gebut, dan stamina rasanya lebih baik. 

Juga saya jadi ingat bahwa olahraga dan berkarya memang dua hal yang tak usah dipisahkan. Mungkin saya pernah berpendapat bahwa olahraga tak seberapa penting karena berkarya adalah sekaligus usaha "merusak" tubuh untuk mendapat kemurnian pikiran/ gagasan. Maka itu merokok dan minum-minum bisa lebih mendorong karya untuk termanifestasi ketimbang bergaya hidup sehat. Saya tetiba ingat Haruki Murakami yang rajin marathon sampai usia tua dan terbukti masih produktif berkarya. Papap pun demikian, sampai usia 70-an masih mampu berpameran tunggal ditopang kebiasaan pingpong-nya di hari Minggu. Jadi, mengapa tidak? 

Selain itu, tidak dapat dipungkiri bahwa usia saya menjelang kepala empat. Perkara kesehatan menjadi kian sensitif apalagi saya memang mengidap Diabetes Tipe 2. Pada akhirnya manusia memang akan sakit dan mati, tetapi mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat memberi semacam penghiburan psikologis bahwa saya kelihatannya akan hidup lebih lama.

Comments

Popular posts from this blog

Kelas Logika: Kerancuan Berpikir (Informal)

 Dalam keseharian kita, sering didapati sejumlah pernyataan yang seolah-olah benar, padahal rancu dan sesat. Kerancuan dan kesesatan tersebut disebabkan oleh macam-macam faktor, misalnya: penarikan kesimpulan yang terburu-buru, penggunaan kata yang bermakna ganda, penekanan kalimat yang tidak pada tempatnya, pengaruh orang banyak yang menyepakati sebuah pernyataan sebagai benar, dan lain sebagainya.    Dalam ranah ilmu logika, kerancuan dan kesesatan diistilahkan dengan fallacy (jamak: fallacies ). Fallacy ini amat banyak ragamnya, dan di tulisan ini akan disebutkan fallacy yang sifatnya informal. Formal fallacies adalah kerancuan yang dihasilkan dari kesalahan dalam aturan silogisme, penalaran, dan pengambilan keputusan. Sedangkan informal fallacies (atau disebut juga material fallacies ) adalah kerancuan yang dihasilkan dari kekeliruan memahami konsep-konsep yang lebih mendasar seperti terma, definisi, dan pembentukan premis itu sendiri.  1. Kerancuan dal...

Honest Review

Istilah " honest review " atau "ulasan jujur/ apa adanya" adalah demikian adanya: ulasan dari seseorang (hampir pasti netizen dalam konteks ini) tentang suatu produk entah itu kuliner, buku/ tulisan, film, dan lain-lain, yang disampaikan secara "jujur". Hal yang umumnya terjadi, "jujur" ini lebih condong pada "kalau jelek bilang jelek" atau semacam "kenyataan pahit". Sebagai contoh, jika saya menganggap sebuah rasa sebuah makanan di restoran A itu buruk, saya akan mengklaim diri saya telah melakukan " honest review " jika kemudian dalam membuat ulasan, benar-benar mengatakan bahwa makanan tersebut rasanya buruk. Mengatakan bahwa sebuah makanan itu enak dan memang benar-benar enak, memang juga semacam " honest review ", tapi biasanya bisa dicurigai sebagai bentuk dukungan, promosi, atau endorsement . Jadi, saat seorang pengulas berani mengatakan bahwa makanan ini "tidak enak", fenomena semacam itu ...

Puisi Penjudi

  Sejak SD kutahu berjudi itu dilarang Dari Qur'an sudah jelas judi dibilang haram Orang bijak bilang tiada manusia kaya karena judi Rhoma Irama menegaskan judi merusak pikiran Tapi tidakkah Tuhan jua yang menciptakan ketidakpastian? Tidakkah Tuhan jua yang memaksa kita mengundi? Tidakkah Adam turun ke dunia karena ia main judi? Buah khuldi: jauhi atau makan Ia putuskan yang nomor dua Lantas ia turun ke bumi, melahirkan kita-kita ini Keturunan seorang penjudi Lalu jikalau memang iya tak ada yang kaya karena judi Maka tanyakan pada pemilik motor Tiger itu Yang ia menangkan ketika jadi bandar empat tahun lalu Sekarang motornya sirna, rusak hancur dalam suatu petaka Ia kembali naik angkot seperti nasibnya sebelum pesta sepakbola Para tetua bilang, "Lihat, hasil judi, dari tanah akan kembali ke tanah" Tapi si pemuda mesem-mesem dalam hati Ada keyakinan yang ia pendam dalam-dalam Bahwa setidaknya dalam suatu percik hidupnya Ia pernah naik motor Tiger Pernah merasakan gelegak k...