Dalam adegan pertempuran terakhir di film 300 (2006) yang mengambil latar peperangan Thermopilae, Leonidas, raja Sparta, melepaskan helm, jubah, dan tombaknya untuk menunjukkan penyerahan diri pada raja Persia, Xerxes. Penyerahan diri tersebut rupanya pura-pura saja. Leonidas sengaja melepaskan segala atribut perangnya, justru supaya tubuhnya lebih ringan demi melompat lebih tinggi, menghujamkan tombaknya yang berhasil menggores pipi Xerxes. Menurut sang narator, helm dan jubah itu terlalu memberatkan Leonidas. Jika tetap digunakan, maka sukar bagi sang raja Sparta untuk menjangkau Xerxes yang berdiri angkuh di atas singgasana. Kita bisa sekaligus melihatnya secara simbolik. Bahwa dalam bermasyarakat, umumnya kita mengejar "helm" dan "jubah" sebagai katakanlah, simbol kehormatan, suatu atribut untuk membuat kita menjadi terpandang di mata orang-orang. "Helm" dan "jubah" itu bisa berapa apapun, seperti taraf ekonomi, pendidikan, ketenaran, jabat
Partitur Jazz adalah Bukan Ini Bukan Itu ditulis Januari 2019 untuk kepentingan acara Jazz Poet Society di sebuah kafe di daerah Jalan Pahlawan, Bandung. Jazz Poet Society adalah komunitas bentukan Klab Jazz, komunitas yang didirikan oleh Dwi Cahya Yuniman dan telah saya ikuti sejak tahun 2005. Teman-teman lain yang tergabung umumnya menafsirkan "puisi jazz" sebagai "puisi bertemakan musik jazz", sementara saya mencoba mengartikan "puisi jazz" sebagai "puisi bergaya musik jazz" dalam artian memiliki unsur improvisatoris dan sedikit "nakal".
Comments
Post a Comment