Dalam adegan pertempuran terakhir di film 300 (2006) yang mengambil latar peperangan Thermopilae, Leonidas, raja Sparta, melepaskan helm, jubah, dan tombaknya untuk menunjukkan penyerahan diri pada raja Persia, Xerxes. Penyerahan diri tersebut rupanya pura-pura saja. Leonidas sengaja melepaskan segala atribut perangnya, justru supaya tubuhnya lebih ringan demi melompat lebih tinggi, menghujamkan tombaknya yang berhasil menggores pipi Xerxes. Menurut sang narator, helm dan jubah itu terlalu memberatkan Leonidas. Jika tetap digunakan, maka sukar bagi sang raja Sparta untuk menjangkau Xerxes yang berdiri angkuh di atas singgasana. Kita bisa sekaligus melihatnya secara simbolik. Bahwa dalam bermasyarakat, umumnya kita mengejar "helm" dan "jubah" sebagai katakanlah, simbol kehormatan, suatu atribut untuk membuat kita menjadi terpandang di mata orang-orang. "Helm" dan "jubah" itu bisa berapa apapun, seperti taraf ekonomi, pendidikan, ketenaran, jabat
Dalam adegan pertempuran terakhir di film 300 (2006) yang mengambil latar peperangan Thermopilae, Leonidas, raja Sparta, melepaskan helm, jubah, dan tombaknya untuk menunjukkan penyerahan diri pada raja Persia, Xerxes. Penyerahan diri tersebut rupanya pura-pura saja. Leonidas sengaja melepaskan segala atribut perangnya, justru supaya tubuhnya lebih ringan demi melompat lebih tinggi, menghujamkan tombaknya yang berhasil menggores pipi Xerxes. Menurut sang narator, helm dan jubah itu terlalu memberatkan Leonidas. Jika tetap digunakan, maka sukar bagi sang raja Sparta untuk menjangkau Xerxes yang berdiri angkuh di atas singgasana. Kita bisa sekaligus melihatnya secara simbolik. Bahwa dalam bermasyarakat, umumnya kita mengejar "helm" dan "jubah" sebagai katakanlah, simbol kehormatan, suatu atribut untuk membuat kita menjadi terpandang di mata orang-orang. "Helm" dan "jubah" itu bisa berapa apapun, seperti taraf ekonomi, pendidikan, ketenaran, jabat