Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2024

Sepakbola Masa Kini

  Dulu nonton sepakbola itu bisa terlihat gaya masing-masing negara. Jerman cenderung seradak-seruduk seperti tank panzer, Itali agak flamboyan, manipulatif, dan pragmatis, sementara Inggris terkenal dengan umpan-umpan panjang. Sejak era Guardiola di Barcelona sekitar tahun 2008-an, tim-tim lain mulai mengadopsi gaya serupa, yang membuat Spanyol berjaya di tahun-tahun yang sama. Hingga akhirnya sekarang, kita menyaksikan bagaimana Euro 2024 hampir semua tim menerapkan "gaya Guardiola".  Dalam Youtube Shorts, eks gelandang Bayern Muenchen dan Manchester United, Bastian Schweinsteiger pernah agak keberatan tentang penyebaran "gaya Guardiola" ini. Katanya, waktu Pep membesut Muenchen, timnya itu menjadi kehilangan gen-nya. Permainannya bagus, tapi tidak seperti Muenchen yang biasanya. Jadi, apa itu "Gaya Guardiola"? Kita lihat, hampir semua tim di Euro 2024 bermain dengan gaya serupa:  Kiper dan bek tengah harus punya kemampuan menggiring bola dan memberi ope

Sepakbola Masa Kini

  Dulu nonton sepakbola itu bisa terlihat gaya masing-masing negara. Jerman cenderung seradak-seruduk seperti tank panzer, Itali agak flamboyan, manipulatif, dan pragmatis, sementara Inggris terkenal dengan umpan-umpan panjang. Sejak era Guardiola di Barcelona sekitar tahun 2008-an, tim-tim lain mulai mengadopsi gaya serupa, yang membuat Spanyol berjaya di tahun-tahun yang sama. Hingga akhirnya sekarang, kita menyaksikan bagaimana Euro 2024 hampir semua tim menerapkan "gaya Guardiola".  Dalam Youtube Shorts, eks gelandang Bayern Muenchen dan Manchester United, Bastian Schweinsteiger pernah agak keberatan tentang penyebaran "gaya Guardiola" ini. Katanya, waktu Pep membesut Muenchen, timnya itu menjadi kehilangan gen-nya. Permainannya bagus, tapi tidak seperti Muenchen yang biasanya. Jadi, apa itu "Gaya Guardiola"? Kita lihat, hampir semua tim di Euro 2024 bermain dengan gaya serupa:  Kiper dan bek tengah harus punya kemampuan menggiring bola dan memberi ope

Dari Proksi ke Proksi

  Ya, saya pernah menggunakan Tinder, tetapi tidak pernah lama dan tidak pernah tuntas. Saya hanya pakai sebentar, lihat-lihat, lalu ketika disuruh bayar saya biasanya malas melanjutkan. Pernah satu kali coba bayar, berkenalan dengan beberapa orang, tetapi tidak sampai ketemuan. Beberapa diantaranya malah mencurigakan. Misalnya, ada yang langsung ngajak nonton bioskop lalu minta saya membayarkan tiketnya ke rekening Dana miliknya. Tidak besar memang, cuma tiga puluh ribuan, tetapi tetap saja aneh. Lainnya, ada yang langsung minta dibelikan kuota atau ada juga yang langsung curhat mendalam tanpa ada basa basi sama sekali (seolah-olah berusaha membangkitkan belas kasih). Akhirnya saya uninstall aplikasi tersebut dan kelihatannya tak tertarik lagi untuk menggunakannya.  Lalu saya baru saja selesai nonton The Tinder Swindler (2022) di Netflix, film dokumenter tentang penipuan berkedok kencan daring yang menjerat banyak korban hingga puluhan juta Dollar. Modus laki-laki bernama Simon Levi

Agama dan Pengalaman Psikedelik

Pengalaman psikedelik rasa-rasanya mesti dialami setiap orang, minimal sekali seumur hidup. Saya pernah merasakannya lewat "jamur ajaib". Meski hanya beberapa kali saja (dapat dihitung jari), pengalaman semacam itu adalah pengalaman yang selalu saya kenang: tentang realitas yang tampil dengan cara yang lain, tentang kesadaran yang dilampaui. Saya banyak tersenyum ketika menonton film dokumenter berjudul Have a Good Trip: Adventures in Pyschedelics (2020) di Netflix. Alasannya, saya betul-betul relate dengan pengalaman visual mereka yang diwawancarai dalam film tersebut seperti Sting, Carrie Fisher, Anthony Bourdain, dan Sarah Silverman. Orang-orang itu bercerita tentang benda yang mendadak bisa menari-nari dan bahkan bisa berbicara pada mereka, hidup dalam kartun tiga dimensi, pengalaman masuk pada dimensi lain, dan visual-visual khas lainnya sebagai efek yang muncul dari konsumsi LSD, peyote, "jamur ajaib", atau ayahuasca.  Have a Good Trip adalah dokumenter yan