Skip to main content

Tentang Kaum Intelektual dalam Pandangan Gramsci

  (Artikel diturunkan dari Bandung Bergerak) Nama Antonio Gramsci bukanlah nama yang terlalu asing dalam dunia pemikiran di Indonesia. Pandangannya tentang hegemoni kultural banyak digunakan untuk membaca beraneka pengaruh budaya yang ditanamkan oleh kelas yang lebih berkuasa ( ruling class ) sehingga diterima seolah-olah sebagai norma umum atau bahkan sesuatu yang “kodrati”.  Gramsci menulis sekitar tiga ribu halaman dalam kumpulan esai yang dijuduli Quaderni del carcere atau diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi The Prison Notebooks . Gramsci memang menulis dari balik jeruji penjara. Sejak bulan November 1926 hingga meninggalnya tahun 1937, Gramsci berstatus sebagai tahanan politik akibat dikenal keras mengritik rezim fasisme Musollini. Gramsci, yang lahir tahun 1891 di Sardinia, Itali, meninggal dalam usia 46 tahun di Roma akibat kesehatannya yang terus merosot sejak ditahan.  Dalam The Prison Notebooks tersebut, ada sejumlah problem yang dituliskan oleh Gram...

Algoritma Youtube Membawaku pada Film tentang Tank Misterius


Suatu hari, saya mendapati algoritma Youtube menawarkan film perang berjudul White Tiger (2012). Saya menyambutnya, karena memang selama ini punya ketertarikan pada hal-hal yang berhubungan dengan Perang Dunia II. Beberapa film terkait Perang Dunia II yang berkesan bagi saya antara lain Downfall (2004), The Pianist (2002), Black Book (2006), Letters from Iwo Jima (2006), Life is Beautiful (1997) dan tentu saja, The Inglourious Basterds (2009). White Tiger adalah film Rusia yang disutradarai oleh Karen Shakhnazarov. Film yang skenarionya ditulis oleh Shakhnazarov bersama dengan Aleksandr Borodyansky tersebut dibuat berdasarkan novel Tankist, ili "Byeli tigr" karya Ilya Boyashov.  

White Tiger berlatar Perang Dunia II, tepatnya panggung pertempuran Timur antara Nazi Jerman dan Uni Soviet. Film ini menceritakan rumor seputar tank Nazi tipe Tiger I bercat putih yang kerap muncul dan menghilang secara misterius. Tank yang dijuluki dengan sebutan "White Tiger" tersebut beberapa kali menampakkan diri untuk menghancurkan tank-tank Soviet. Tidak hanya mengherankan bagi pasukan Soviet, "White Tiger" juga membuat tentara Nazi Jerman bingung karena mereka tak merasa menjalankan tank tersebut. 

Antara percaya dan tak percaya dengan keberadaan "White Tiger", petinggi militer Soviet tetap mewaspadainya dengan mengirimkan pasukan khusus untuk menghancurkan tank misterius tersebut. Dalam pasukan khusus yang menaiki tank canggih Soviet tipe T-34, terdapat prajurit bernama Ivan Naydenov, orang yang mengklaim dirinya mampu berkomunikasi dengan tank-tank seolah mereka adalah manusia. Naydenov juga mengaku menyembah apa yang disebutnya sebagai Dewa Tank. 

Film ini mengejutkan karena mungkin kita mengira bahwa konfliknya berpusat pada "siapakah orang di balik tank White Tiger?" atau "Tank White Tiger itu sebenarnya apa?". Saya mencoba untuk tidak menjadi spoiler, tetapi tak bisa juga menahan diri untuk mengatakan bahwa kita akan kehilangan poinnya jika menjadikan White Tiger sebagai film aksi berbalut misteri. Sama halnya ketika kita menanyakan siapa sebenarnya sosok di balik V dalam film V for Vendetta (2005). Roh dari film White Tiger justru terletak pada simbolisasinya: "Apa yang tengah direpresentasikan oleh tank White Tiger?" atau "Pesan apa yang bisa dibaca di balik misteri tank White Tiger?". 

Selain jalan ceritanya yang memikat dan sukar ditebak, White Tiger juga merupakan film yang memikat secara sinematografi. Mungkin kita akan kurang puas jika bandingannya adalah film perang ala Hollywood yang penuh akrobat seperti Saving Private Ryan dengan suguhan desing peluru dan darah bermuncratan pada banyak adegan. White Tiger memikat karena tampilan tank-tank yang rinci dengan suaranya yang jelas, membuat kita bisa merasakan semacam kengerian sekaligus kekaguman terhadap salah satu mesin perang paling mematikan dalam sejarah Perang Dunia II. Jika menyukai film tentang Perang Dunia II, White Tiger sangat direkomendasikan sebagai sajian non-Hollywood yang kaya makna dan sanggup menampilkan cerita yang sama sekali lain dari film perang pada umumnya.

Comments

Popular posts from this blog

Kelas Logika: Kerancuan Berpikir (Informal)

 Dalam keseharian kita, sering didapati sejumlah pernyataan yang seolah-olah benar, padahal rancu dan sesat. Kerancuan dan kesesatan tersebut disebabkan oleh macam-macam faktor, misalnya: penarikan kesimpulan yang terburu-buru, penggunaan kata yang bermakna ganda, penekanan kalimat yang tidak pada tempatnya, pengaruh orang banyak yang menyepakati sebuah pernyataan sebagai benar, dan lain sebagainya.    Dalam ranah ilmu logika, kerancuan dan kesesatan diistilahkan dengan fallacy (jamak: fallacies ). Fallacy ini amat banyak ragamnya, dan di tulisan ini akan disebutkan fallacy yang sifatnya informal. Formal fallacies adalah kerancuan yang dihasilkan dari kesalahan dalam aturan silogisme, penalaran, dan pengambilan keputusan. Sedangkan informal fallacies (atau disebut juga material fallacies ) adalah kerancuan yang dihasilkan dari kekeliruan memahami konsep-konsep yang lebih mendasar seperti terma, definisi, dan pembentukan premis itu sendiri.  1. Kerancuan dal...

Puisi Penjudi

  Sejak SD kutahu berjudi itu dilarang Dari Qur'an sudah jelas judi dibilang haram Orang bijak bilang tiada manusia kaya karena judi Rhoma Irama menegaskan judi merusak pikiran Tapi tidakkah Tuhan jua yang menciptakan ketidakpastian? Tidakkah Tuhan jua yang memaksa kita mengundi? Tidakkah Adam turun ke dunia karena ia main judi? Buah khuldi: jauhi atau makan Ia putuskan yang nomor dua Lantas ia turun ke bumi, melahirkan kita-kita ini Keturunan seorang penjudi Lalu jikalau memang iya tak ada yang kaya karena judi Maka tanyakan pada pemilik motor Tiger itu Yang ia menangkan ketika jadi bandar empat tahun lalu Sekarang motornya sirna, rusak hancur dalam suatu petaka Ia kembali naik angkot seperti nasibnya sebelum pesta sepakbola Para tetua bilang, "Lihat, hasil judi, dari tanah akan kembali ke tanah" Tapi si pemuda mesem-mesem dalam hati Ada keyakinan yang ia pendam dalam-dalam Bahwa setidaknya dalam suatu percik hidupnya Ia pernah naik motor Tiger Pernah merasakan gelegak k...

Honest Review

Istilah " honest review " atau "ulasan jujur/ apa adanya" adalah demikian adanya: ulasan dari seseorang (hampir pasti netizen dalam konteks ini) tentang suatu produk entah itu kuliner, buku/ tulisan, film, dan lain-lain, yang disampaikan secara "jujur". Hal yang umumnya terjadi, "jujur" ini lebih condong pada "kalau jelek bilang jelek" atau semacam "kenyataan pahit". Sebagai contoh, jika saya menganggap sebuah rasa sebuah makanan di restoran A itu buruk, saya akan mengklaim diri saya telah melakukan " honest review " jika kemudian dalam membuat ulasan, benar-benar mengatakan bahwa makanan tersebut rasanya buruk. Mengatakan bahwa sebuah makanan itu enak dan memang benar-benar enak, memang juga semacam " honest review ", tapi biasanya bisa dicurigai sebagai bentuk dukungan, promosi, atau endorsement . Jadi, saat seorang pengulas berani mengatakan bahwa makanan ini "tidak enak", fenomena semacam itu ...