Cari-cari film di Netflix, akhirnya jatuh pada Expedition Happiness. Dari posternya pun sudah agak-agak terbayang, bahwa film dokumenter ini kemungkinan mirip-mirip dengan Into the Wild (kisah petualangan menuju alam bebas, lepas dari rutinitas yang menjemukan). Ternyata meski punya kemiripan tema, Mogli dan Felix, pasangan yang melakukan perjalanan dalam Expedition Happiness, lebih santai dan masih mau bersosialisasi ketimbang Christopher McCandless dalam Into the Wild yang berupaya untuk jauh-jauh dari manusia. Expedition Happiness masih menunjukkan banyak sisi kemanusiaan dan juga kehewanan, sementara McCandless lebih menikmati hidup menyendiri.
Mogli dan Felix adalah pasangan asal Jerman. Mereka memutuskan untuk melakukan perjalanan dari Amerika Utara menuju Amerika Selatan, dimulai dari Kanada, Alaska, melewati beberapa negara di AS, Meksiko, dan rencananya hingga Argentina. Mereka berangkat bertiga bersama seekor anjing bernama Rudi menggunakan bis sekolah yang dimodifikasi sedemikian rupa sehingga memiliki toilet, dapur, dan tempat tidur. Expedition Happiness secara umum berisi tentang lika-liku perjalanan ketiganya, mulai dari mencari kendaraan yang tepat, upaya memodifikasinya supaya nyaman, masalah izin masuk di perbatasan, masalah di kendaraan, pertemuan demi pertemuan dengan warga lokal, hingga tentu saja, pemandangan indah dari setiap tempat-tempat yang dikunjungi.
Mereka memaknai bahwa hidup dari momen ke momen ini adalah kebahagiaan seperti yang dikatakan oleh Felix:
"We don't have a routine ... No appointments, just living the life, living the moment. This is a happiness for sure."
Tema-tema semacam ini, yang secara umum berisi tentang kebahagiaan yang dicari melalui eskapisme dari kehidupan sehari-hari, memang memancing saya untuk nyinyir. Dulunya saya pikir keren, orang-orang seperti Christopher McCandless ini, yang mengekspresikan kebebasan secara ekstrem dengan cara soliter di alam liar. Namun sejak membaca Walden-nya Thoreau (yang menjadi inspirasi juga bagi McCandless), saya merasa kegiatan semacam itu justru elitis: pergi dari masalah sehari-hari, dengan perbekalan yang memadai, untuk kemudian mengutuki kehidupan masyarakat sebagai bukan kebahagiaan sejati. Hal yang dimaksud sebagai kebahagiaan justru adalah kebahagiaan semata-mata miliknya sendiri, yang dicapai dengan cara kabur dari masalah "sebenarnya". Mereka bukannya berupaya mengubah "dunia", melainkan memilih cabut dari "dunia". Crates, seorang sinis, menyatakan bahwa mereka yang memandang dunia dengan begitu hina, lupa bahwa dirinya juga adalah bagian dari dunia itu.
Demikian halnya saat saya menonton perjalanan Mogli, Felix, dan Rudi. Mereka sebenarnya hanya mengadopsi kenyamanan hidup bermukim untuk kemudian diterapkan pada perjalanan jauhnya: toilet, dapur, kasur yang nyaman, listrik, air bersih, dan sebagainya. Kepedulian pasangan tersebut pada kesehatan Rudi yang menurun sepanjang perjalanan memang menyentuh, tapi kita bisa juga nyinyir pada hal ini: punya cukup uang dan waktu luang untuk memberikan perhatian besar pada hewan peliharaan adalah sesuatu yang mewah. Singkatnya, seperti halnya Thoreau, mereka hanyalah orang kaya yang sedang menciptakan kesulitan sendiri ...
Namun saya akhirnya menyadari bahwa saya nyinyir pada mereka juga dari balik kenyamanan duduk depan laptop sambil berlangganan Netflix. Saya menjadikan nyinyir semacam itu sebagai sumber kebahagiaan saya sendiri juga. Bahkan diam-diam saya mengambil ponsel lalu WA istri yang sedang di luar, "Kalau punya banyak uang, kita keliling dunia yuk, road trip gitu." Istri saya cuma merespons iya-iya saja, sambil tahu bahwa saya pasti tidak kuat, mikirin bagaimana nanti pup nya, mikirin bagaimana nanti kalau susah makan, atau stres jika bertemu hewan liar. Iya benar, saya tidak benar-benar mau bepergian semacam itu, kecuali jika naik pesawat yang oke, tidur di hotel yang oke, dengan makanan terjamin dan tuan rumah yang siap sedia untuk direpotkan.
Mungkin saya kurang avonturir, atau mungkin saya sudah puas dengan lokasi kebahagiaan tempat saya bermukim sekarang: nyinyir kehidupan orang lain yang ada pada layar di hadapan ...
Comments
Post a Comment