(Artikel diturunkan dari Bandung Bergerak) Nama Antonio Gramsci bukanlah nama yang terlalu asing dalam dunia pemikiran di Indonesia. Pandangannya tentang hegemoni kultural banyak digunakan untuk membaca beraneka pengaruh budaya yang ditanamkan oleh kelas yang lebih berkuasa ( ruling class ) sehingga diterima seolah-olah sebagai norma umum atau bahkan sesuatu yang “kodrati”. Gramsci menulis sekitar tiga ribu halaman dalam kumpulan esai yang dijuduli Quaderni del carcere atau diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi The Prison Notebooks . Gramsci memang menulis dari balik jeruji penjara. Sejak bulan November 1926 hingga meninggalnya tahun 1937, Gramsci berstatus sebagai tahanan politik akibat dikenal keras mengritik rezim fasisme Musollini. Gramsci, yang lahir tahun 1891 di Sardinia, Itali, meninggal dalam usia 46 tahun di Roma akibat kesehatannya yang terus merosot sejak ditahan. Dalam The Prison Notebooks tersebut, ada sejumlah problem yang dituliskan oleh Gram...
2 Ramadhan 1434 H
Pernah menyaksikan aksi Clint Eastwood sebagai Koboi Tanpa Nama yang sangat dingin menghadapi musuh-musuhnya dalam film A Fistful of Dollars (1964)? Ketika menonton film Yojimbo (1961) karya Akira Kurosawa, maka sangat jelas bahwa film tersebut adalah inspirasi bagi A Fistful of Dollars-nya Sergio Leone. Saking miripnya, film garapan Sergio Leone itu sempat ditahan selama tiga tahun untuk tidak rilis di Amerika atas tuduhan penjiplakan.
Yojimbo menceritakan tentang seorang Samurai Tanpa Nama (diperankan oleh aktor langganan Kurosawa, Toshiro Mifune) yang datang ke sebuah kota yang tengah berada dalam ketegangan oleh sebab perang antara dua penguasa yakni Seibei dan Ushitora (di A Fistful of Dollars, perang geng ini berlangsung antara Bersaudara Rojo dan keluarga sheriff John Baxter). Samurai Tanpa Nama ini kemudian menawarkan dirinya ke kedua penguasa tersebut siapa yang mau merekrutnya sebagai yojimbo alias pengawal. Samurai Tanpa Nama yang sangat kuat tersebut tentu saja diperebutkan baik oleh Seibei dan Ushitora. Mereka berpendapat bahwa siapapun yang sanggup merekrutnya, maka bisa memenangkan pertarungan melawan penguasa lainnya. Meski demikian, sang samurai adalah orang yang tidak hanya pintar berkelahi, tapi juga cerdik. Ia berkelindan dari satu penguasa ke penguasa lainnya untuk kemudian menjalankan rencananya sendiri.
Agaknya memang mustahil bagi sutradara manapun untuk tidak terinspirasi teknik-teknik brilian dari Kurosawa. Tidak hanya teknik montage dan mise-en-scène-nya yang sempurna dan menciptakan sejumlah adegan yang bisa dikatakan puitik, melainkan juga bagaimana Kurosawa sanggup mendorong aktor-aktornya untuk beraksi lebih teatrikal -Kita bisa bayangkan jika film-film Kurosawa dihadirkan dalam panggung teater, maka tidak sulit untuk mengadaptasinya-. Film-film Kurosawa barangkali tidak ada yang bisa dikatakan gagal secara estetik. Dalam kesederhanaan teknologi pada masa itu, ia tetap sanggup menjadi pelopor sejumlah teknik yang lumrah digunakan hingga saat ini. Yojimbo hanyalah salah satu dari sekian banyak mahakarya sang maestro.
Rekomendasi: Bintang Lima
Agaknya memang mustahil bagi sutradara manapun untuk tidak terinspirasi teknik-teknik brilian dari Kurosawa. Tidak hanya teknik montage dan mise-en-scène-nya yang sempurna dan menciptakan sejumlah adegan yang bisa dikatakan puitik, melainkan juga bagaimana Kurosawa sanggup mendorong aktor-aktornya untuk beraksi lebih teatrikal -Kita bisa bayangkan jika film-film Kurosawa dihadirkan dalam panggung teater, maka tidak sulit untuk mengadaptasinya-. Film-film Kurosawa barangkali tidak ada yang bisa dikatakan gagal secara estetik. Dalam kesederhanaan teknologi pada masa itu, ia tetap sanggup menjadi pelopor sejumlah teknik yang lumrah digunakan hingga saat ini. Yojimbo hanyalah salah satu dari sekian banyak mahakarya sang maestro.
Rekomendasi: Bintang Lima
Comments
Post a Comment