Skip to main content

Tentang Kaum Intelektual dalam Pandangan Gramsci

  (Artikel diturunkan dari Bandung Bergerak) Nama Antonio Gramsci bukanlah nama yang terlalu asing dalam dunia pemikiran di Indonesia. Pandangannya tentang hegemoni kultural banyak digunakan untuk membaca beraneka pengaruh budaya yang ditanamkan oleh kelas yang lebih berkuasa ( ruling class ) sehingga diterima seolah-olah sebagai norma umum atau bahkan sesuatu yang “kodrati”.  Gramsci menulis sekitar tiga ribu halaman dalam kumpulan esai yang dijuduli Quaderni del carcere atau diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi The Prison Notebooks . Gramsci memang menulis dari balik jeruji penjara. Sejak bulan November 1926 hingga meninggalnya tahun 1937, Gramsci berstatus sebagai tahanan politik akibat dikenal keras mengritik rezim fasisme Musollini. Gramsci, yang lahir tahun 1891 di Sardinia, Itali, meninggal dalam usia 46 tahun di Roma akibat kesehatannya yang terus merosot sejak ditahan.  Dalam The Prison Notebooks tersebut, ada sejumlah problem yang dituliskan oleh Gram...

30hari30film: Brazil (1985)

20 Ramadhan 1434 H


Terry Gilliam, sutradara film Brazil (1985), adalah anggota grup komedi terkenal asal Inggris bernama Monty Python. Kegilaannya tersebut tidak hanya disalurkan lewat Monty Python, melainkan juga melalui film-film yang ia sutradarai sejak tahun 1975. Hampir keseluruhan filmnya mengambil tema fantasi, futuristik, psikedelik, dan surealistik -tentu saja termasuk Brazil, filmnya yang keempat-. Film yang dibintangi oleh Jonathan Pryce, Robert de Niro, Kim Greist, dan Michael Palin ini mengambil tema masa depan yang distopis.

Film Brazil berpusat pada Sam Lowry (Jonathan Price) yang berupaya mencari perempuan yang kerap hadir dalam mimpinya. Mimpinya tersebut menjadi semacam pelarian dari hidupnya yang berat: Bekerja di pangkat rendah, keadaan rumah yang mengkhawatirkan, dan situasi kota yang kompleks. Lowry punya peluang untuk menemukan perempuan dalam mimpinya yang diketahui bernama Jill Layton (Kim Greist), dengan bekerja pada kantor informasi. Lowry, di tengah-tengah geliat perkotaan yang absurd, kemudian mengejar Jill hingga ke ke dunia nyata.

Brazil, meski terdengar sederhana ceritanya, namun sebenarnya tidak terlalu mudah dimengerti. Gilliam agaknya lebih banyak bermain dengan visualisasi yang sureal sambil memberikan tekanan pada dunia masa depan yang jauh dari kegemerlapan dan harapan. Meski punya unsur komedi, namun sebagaimana Monty Python, candaannya lebih bernuansa gelap dan satir. Kita tahu seorang Gilliam, seperti dalam film lainnya macam The Adventures of Baron Munchausen, Fear and Loathing in Las Vegas, atau The Imaginarium of Doctor Parnassus, punya gaya mise-en-scene yang unik sehingga apa yang ditampilkannya punya kesan halusinatif dan dream-like. Film ini istimewa karena gaya Gilliam yang spesial dan rasa humornya yang kelam.

Rekomendasi: Bintang Tiga

Comments

Popular posts from this blog

Kelas Logika: Kerancuan Berpikir (Informal)

 Dalam keseharian kita, sering didapati sejumlah pernyataan yang seolah-olah benar, padahal rancu dan sesat. Kerancuan dan kesesatan tersebut disebabkan oleh macam-macam faktor, misalnya: penarikan kesimpulan yang terburu-buru, penggunaan kata yang bermakna ganda, penekanan kalimat yang tidak pada tempatnya, pengaruh orang banyak yang menyepakati sebuah pernyataan sebagai benar, dan lain sebagainya.    Dalam ranah ilmu logika, kerancuan dan kesesatan diistilahkan dengan fallacy (jamak: fallacies ). Fallacy ini amat banyak ragamnya, dan di tulisan ini akan disebutkan fallacy yang sifatnya informal. Formal fallacies adalah kerancuan yang dihasilkan dari kesalahan dalam aturan silogisme, penalaran, dan pengambilan keputusan. Sedangkan informal fallacies (atau disebut juga material fallacies ) adalah kerancuan yang dihasilkan dari kekeliruan memahami konsep-konsep yang lebih mendasar seperti terma, definisi, dan pembentukan premis itu sendiri.  1. Kerancuan dal...

Puisi Penjudi

  Sejak SD kutahu berjudi itu dilarang Dari Qur'an sudah jelas judi dibilang haram Orang bijak bilang tiada manusia kaya karena judi Rhoma Irama menegaskan judi merusak pikiran Tapi tidakkah Tuhan jua yang menciptakan ketidakpastian? Tidakkah Tuhan jua yang memaksa kita mengundi? Tidakkah Adam turun ke dunia karena ia main judi? Buah khuldi: jauhi atau makan Ia putuskan yang nomor dua Lantas ia turun ke bumi, melahirkan kita-kita ini Keturunan seorang penjudi Lalu jikalau memang iya tak ada yang kaya karena judi Maka tanyakan pada pemilik motor Tiger itu Yang ia menangkan ketika jadi bandar empat tahun lalu Sekarang motornya sirna, rusak hancur dalam suatu petaka Ia kembali naik angkot seperti nasibnya sebelum pesta sepakbola Para tetua bilang, "Lihat, hasil judi, dari tanah akan kembali ke tanah" Tapi si pemuda mesem-mesem dalam hati Ada keyakinan yang ia pendam dalam-dalam Bahwa setidaknya dalam suatu percik hidupnya Ia pernah naik motor Tiger Pernah merasakan gelegak k...

Honest Review

Istilah " honest review " atau "ulasan jujur/ apa adanya" adalah demikian adanya: ulasan dari seseorang (hampir pasti netizen dalam konteks ini) tentang suatu produk entah itu kuliner, buku/ tulisan, film, dan lain-lain, yang disampaikan secara "jujur". Hal yang umumnya terjadi, "jujur" ini lebih condong pada "kalau jelek bilang jelek" atau semacam "kenyataan pahit". Sebagai contoh, jika saya menganggap sebuah rasa sebuah makanan di restoran A itu buruk, saya akan mengklaim diri saya telah melakukan " honest review " jika kemudian dalam membuat ulasan, benar-benar mengatakan bahwa makanan tersebut rasanya buruk. Mengatakan bahwa sebuah makanan itu enak dan memang benar-benar enak, memang juga semacam " honest review ", tapi biasanya bisa dicurigai sebagai bentuk dukungan, promosi, atau endorsement . Jadi, saat seorang pengulas berani mengatakan bahwa makanan ini "tidak enak", fenomena semacam itu ...