Ramai soal Gus Miftah. Tak perlu diceritakan detailnya di sini. Lagipula, saya tak merasa harus mengomentari kata-kata Gus Miftah terhadap pedagang es teh. Bagi saya, hal yang lebih menarik adalah reaksi publik yang begitu masif, diantaranya dengan menyebarkan konten bertuliskan "lebih baik jualan es teh, daripada jualan agama". Selain itu, ada juga petisi yang berisi tuntutan kepada Presiden untuk mencopot jabatan Gus Miftah dari posisinya sebagai utusan khusus. Apapun itu, saya menilainya sebagai bentuk isyarat kebajikan atau virtue signaling . Tak ada yang benar-benar peduli pada Gus Miftah atau tukang es teh. Masing-masing hanya memperagakan suatu sikap yang sejalan dengan apa yang sedang ramai. Jika benar-benar ditanya apakah Anda bersedia jualan es teh? Saya yakin sebagian besar menjawab tidak, bahkan dalam hatinya mungkin merasa lebih baik jualan agama karena sudah pasti lebih menguntungkan. Dalam pandangan publik, pergulatannya sederhana sekali: mereka membangun per...
4 Ramadhan 1433 H
Vanilla Sky adalah film garapan Cameron Crowe yang merupakan remake dari film berbahasa Spanyol
berjudul Abre los Ojos. Film ini
diawali dengan kisah tentang eksekutif muda bernama David Aames (Tom Cruise)
yang kehidupannya diwarnai kesuksesan baik dari segi uang maupun wanita. Hal
ini berjalan lancar hingga akhirnya rasa cinta David terhadap Sarah Serrano
(Penelope Cruz) berujung pada cemburu luar biasa dari Julie Gianni (Cameron
Diaz). Kecemburuan itu berujung pada aksi nekat Julie yang menabrakan mobilnya
ke pagar pembatas jalan hingga terlempar ke bawah jembatan. Dikisahkan di sana, Julie meninggal
sedangkan David selamat namun mengalami kehancuran wajah dan lengan.
Cerita berikutnya menjadi mozaik
yang membuat kita terheran-heran. Kadang wajah David digambarkan rusak, kadang
utuh. Kadang kita melihat Sofia, lalu ia berubah
menjadi Julie yang mengaku sebagai Sofia.
Perubahan-perubahan cepat ini terjawab di akhir film, bahwa sebenarnya David
tengah menjalani suatu program “perpanjangan usia” bernama Life Extension. Salah satu dari subprogram tersebut mempunyai sisi
hiburan yaitu lucid dream. Apa
gerangan lucid dream? Yaitu mimpi
dimana kita dapat berkehendak, memutuskan apa yang mau diperbuat dan memeroleh
konsekuensinya. Jadi apa yang dialami David, segala keanehan tersebut, adalah
bagian dari keinginan-keinginan yang tersembunyi dalam alam bawah sadarnya.
Seperti halnya menurut Freud, hasrat yang tak tercapai di alam bawah sadar,
akan terekplisitkan kemudian dalam mimpi.
Sedari awal, film ini memang
sudah menunjukkan gejala-gejala kejanggalan. Misalnya, film bermula dengan
adegan David menyadari dirinya sendirian di tengah kota New York
tanpa ada satupun manusia di sekitarnya. Meski di akhir cerita, pihak dari Life Extension sudah menceritakan apa
yang terjadi pada David (Ingat bagaimana seorang psikiater menjelaskan
keseluruhan misteri pada film Psycho-nya
Alfred Hitchcock?), namun sutradara Cameron Crowe agaknya tetap mau membiarkan
ada sedikit keheranan pada masing-masing benak penonton. Tetap saja menjadi
misteri tentang dimana batas lucid dream yang dialami David: Apakah sejak 150
tahun lalu (Seperti terekplisitkan dalam suatu dialog)? Atau sejak David mengalami
kecelakaan dengan Julie Gianni? Atau sejak awal keseluruhan film ini sudah
tidak nyata?
Apapun itu, Vanilla Sky tetap merupakan sebuah film yang agaknya membuat kita
punya kesan seperti menonton Truman Show:
Ada sisi
terhibur tapi sekaligus termenung-menung. Keduanya punya tema mirip-mirip,
tentang bagaimana kecanggihan teknologi di suatu hari bisa membuat kita
ketakutan. Tentu saja Life Extension
bukan suatu proyek utopis karena gejala medis sudah semakin ke arah sana. Namun efek samping
berupa lucid dream, yang isinya
utopia tentang kehendak bawah sadar masyarakat modern yang idealismenya hanya
seputar uang dan wanita, sungguh menciptakan alienasi yang berlapis. Vanilla Sky cukup sukses menyampaikan
pesan ini.
Rekomendasi: Bintang Tiga Setengah
Seharusnya anda sudah dipenjara karena menspoilerkan film, tanpa spoiler alert
ReplyDeleteDia kan cuma mengulas film ini aja.
DeleteKamu kok goblog sih
Delete