Di manakah manusia? Ia di bawah sana pastinya, kecil kelihatannya. Manakah yang namanya negara? Ada juga, jika kau lihat dari peta. Tapi tidak, tidak, dari atas sini, yang namanya perbatasan itu tiada. Semua tampak sama-sama saja.
Di mana?
Di manakah konflik perebutan harta warisan, adu kuasa kursi caleg, tumpuk menumpuk uang di bank, preman malak anak SMA, tawuran remaja, teroris meledakkan diri, dua sejoli menjalin cinta, atau orang Islam makan babi? Di manakah keadilan, kekuasaan, kebebasan, kejayaan dan demokrasi? Tunjukkan padaku ya Allah, dari atas sini: Mana band keren bernama Metallica? Apa itu budaya pop? Atau pertunjukkan musik klasik yang isinya orang-orang yang bersitegang dengan protokol? Mana itu keimanan, mana itu orang Jerman?
Di mana?
Mana Muhammadiyah, mana Persis, mana NU? Mana Ahmadiyah yang rajin diserbu? O, Dyonisus, mana juga yang namanya waktu? sayalah yang sedang berkendara mendatangi malam, bukan menanti malam menyelimuti sementara saya meringkuk di kasur sendiri.
Semua hijau. Semua biru. Semua akan jadi abu.
Comments
Post a Comment