Skip to main content

Tentang Perempuan Bernama NK

Pada tanggal 21 Agustus 2024, seorang perempuan, mantan mahasiswi, menjangkau saya via DM Instagram untuk mengucapkan simpati atas hal yang menimpa saya. Singkat cerita, kami berbincang di Whatsapp dan janjian untuk berjumpa tanggal 6 September 2024 di Jalan Braga. Tidak ada hal yang istimewa. Dia sudah punya pacar dan juga memiliki mungkin belasan teman kencan hasil bermain dating apps .  NK baru saja bercerai dengan membawa satu anak lelaki. Dia adalah mahasiswi yang saya ajar pada sekitar tahun 2016 di sebuah kampus swasta. Dulu saya tidak punya perhatian khusus pada NK karena ya saya anggap seperti mahasiswa yang lainnya saja. Namun belakangan memang dia tampak lebih bersinar karena perawatan diri yang sepertinya intensif. Selain itu, bubarnya pernikahan selama sebelas tahun membuatnya lebih bebas dan bahagia. Sejak pertemuan di Jalan Braga itu, saya tertarik pada NK. Tentu saja NK tidak tertarik pada saya, yang di bulan-bulan itu masih tampak berantakan dan tak stabil (fisik, ...

Sri Mulyani dan Kant


Suatu hari, Immanuel Kant, seorang filsuf Prusia Timur yang berasal dari abad ke 18, menyambangi Sri Mulyani. Dimana? Di sebuah tempat sepi yang terserah mau kau interpretasikan dimana. Sepertinya mereka bertemu begitu saja, tanpa ada siapa yang mengundang dan siapa yang diundang. Takdir, begitu mereka menyebutnya.

Sri Mulyani : Tuan Kant, adalah hal yang luar biasa bagiku untuk bertemu dengan anda.

Kant : Ah, jangan begitu Bu Sri, biasa aja kok. Aku juga senang bertemu anda. Suatu hal yang asing pada mulanya, bertemu orang di luar warga Konigsberg. Tapi aku yakin pasti menarik.

Sri Mulyani : Kuharap begitu, Tuan Kant. Setidaknya hingga Tuan mendengarkan masalahku.

Kant : Aku sudah tahu, soal bailout kan?

Sri Mulyani : Bagaimana kau tahu perihal itu, Tuan Kant?

Kant : Ah, sepanjang masih soal fenomena, pasti dapat kita ketahui. Maka ceritakan padaku kegelisahanmu itu, Bu.

Sri Mulyani : Sederhana saja, aku merasa bahwa dana yang digunakan, darimanapun itu, telah sukses mencegah krisis. Dan itulah tanggungjawabku sebagai ketua KKSK. Aku heran kenapa itu dipermasalahkan? Tidakkah yang terpenting dari semua ini, adalah hasil akhir, Tuan Kant? Aku heran kenapa orang-orang begitu ribut dengan asal muasal dana yang digunakan. Tidakkah krisis sungguh hal yang ditakuti semua orang?

Kant : Aku punya cerita sederhana, Bu Sri. Dan semua yang menggeluti pikiranku, sering sekali mendengarkan kisah semacam ini. Ada seorang penjahat kabur, dicari ia oleh polisi. Penjahat itu ingat rumah kawannya, dan kaburlah ia ke tempat itu. Suatu ketika polisi datang ke tempat itu, rumah si kawan sekaligus persembunyian sang penjahat. Kawannya maju ke muka setelah membuka pintu, berhadapan dengan polisi yang bertanya apakah ia menyembunyikan seorang penjahat? Pertanyaannya, Bu Sri, kalau kau jadi kawan itu, apa yang kau lakukan? Memberitahukan pada sang polisi bahwa kau tengah menyembunyikan penjahat, atau kau mau melindungi kawanmu dengan mengatakan bahwa tiada siapa-siapa di rumah ini?

Sri Mulyani : Itu pertanyaan sangat sulit, Tuan Kant. Dan sangat tergantung sikon. Bagaimana cara memilihnya?

Kant : Sekarang bayangkan, kedua pilihan itu, diuniversalkan.

Sri Mulyani : Maksudnya?

Kant : Pertama, bayangkan di seluruh dunia, semua orang melakukan kejujuran ketika ditanya oleh polisi apakah ia menyembunyikan penjahat atau tidak. Kedua, bayangkan di seluruh dunia, semua orang melindungi kawannya yang penjahat. Menurut Ibu, manakah diantara keduanya, yang jika diterapkan, lebih membahayakan bagi dunia?

Sri Mulyani : Tentu saja yang kedua, Tuan.

Kant : Demikianlah, sekarang kita lihat kasusmu. Pertama, bayangkan di seluruh dunia, semua orang menyuntikkan dana pada suatu perusahaan tertentu yang asal muasalnya dari uang rakyat, yang jika tidak dilakukan, akan berpeluang menjadi krisis. Kedua, bayangkan di seluruh dunia, semua orang menjaga penuh uang rakyat dan menjaga hak-haknya, tanpa perlu terlalu memusingkan soal ada satu bank yang nyaris kolaps. Manakah diantara keduanya, yang lebih menguntungkan bagi dunia jika diterapkan?

Sri Mulyani : Sebagai eks-ketua KKSK, tentu saja yang pertama, Tuan Kant.

Kant : Sekarang katakanlah padaku, Bu, sebagai seorang manusia.

Sri Mulyani (berbisik) : Kedua.

Comments

Popular posts from this blog

Honest Review

Istilah " honest review " atau "ulasan jujur/ apa adanya" adalah demikian adanya: ulasan dari seseorang (hampir pasti netizen dalam konteks ini) tentang suatu produk entah itu kuliner, buku/ tulisan, film, dan lain-lain, yang disampaikan secara "jujur". Hal yang umumnya terjadi, "jujur" ini lebih condong pada "kalau jelek bilang jelek" atau semacam "kenyataan pahit". Sebagai contoh, jika saya menganggap sebuah rasa sebuah makanan di restoran A itu buruk, saya akan mengklaim diri saya telah melakukan " honest review " jika kemudian dalam membuat ulasan, benar-benar mengatakan bahwa makanan tersebut rasanya buruk. Mengatakan bahwa sebuah makanan itu enak dan memang benar-benar enak, memang juga semacam " honest review ", tapi biasanya bisa dicurigai sebagai bentuk dukungan, promosi, atau endorsement . Jadi, saat seorang pengulas berani mengatakan bahwa makanan ini "tidak enak", fenomena semacam itu ...

Kelas Logika: Kerancuan Berpikir (Informal)

 Dalam keseharian kita, sering didapati sejumlah pernyataan yang seolah-olah benar, padahal rancu dan sesat. Kerancuan dan kesesatan tersebut disebabkan oleh macam-macam faktor, misalnya: penarikan kesimpulan yang terburu-buru, penggunaan kata yang bermakna ganda, penekanan kalimat yang tidak pada tempatnya, pengaruh orang banyak yang menyepakati sebuah pernyataan sebagai benar, dan lain sebagainya.    Dalam ranah ilmu logika, kerancuan dan kesesatan diistilahkan dengan fallacy (jamak: fallacies ). Fallacy ini amat banyak ragamnya, dan di tulisan ini akan disebutkan fallacy yang sifatnya informal. Formal fallacies adalah kerancuan yang dihasilkan dari kesalahan dalam aturan silogisme, penalaran, dan pengambilan keputusan. Sedangkan informal fallacies (atau disebut juga material fallacies ) adalah kerancuan yang dihasilkan dari kekeliruan memahami konsep-konsep yang lebih mendasar seperti terma, definisi, dan pembentukan premis itu sendiri.  1. Kerancuan dal...

Puisi Penjudi

  Sejak SD kutahu berjudi itu dilarang Dari Qur'an sudah jelas judi dibilang haram Orang bijak bilang tiada manusia kaya karena judi Rhoma Irama menegaskan judi merusak pikiran Tapi tidakkah Tuhan jua yang menciptakan ketidakpastian? Tidakkah Tuhan jua yang memaksa kita mengundi? Tidakkah Adam turun ke dunia karena ia main judi? Buah khuldi: jauhi atau makan Ia putuskan yang nomor dua Lantas ia turun ke bumi, melahirkan kita-kita ini Keturunan seorang penjudi Lalu jikalau memang iya tak ada yang kaya karena judi Maka tanyakan pada pemilik motor Tiger itu Yang ia menangkan ketika jadi bandar empat tahun lalu Sekarang motornya sirna, rusak hancur dalam suatu petaka Ia kembali naik angkot seperti nasibnya sebelum pesta sepakbola Para tetua bilang, "Lihat, hasil judi, dari tanah akan kembali ke tanah" Tapi si pemuda mesem-mesem dalam hati Ada keyakinan yang ia pendam dalam-dalam Bahwa setidaknya dalam suatu percik hidupnya Ia pernah naik motor Tiger Pernah merasakan gelegak k...